jump to navigation

PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING 14/11/2010

Posted by ebekunt in Uncategorized.
Tags:
add a comment

Oleh:  Kuntjojo

A. STANDARISASI PROFESI KONSELOR

Pengertian Profesi

Ada beberapa pendapat tentang pengertian profesi, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Profesi merupakan suatu pekerjaan atau atau jabatan yang menuntut keahlian dari para petugasnya (Prayitno dan Erman Amti, 2004:  38). 2. Profesi merupakan pekerjaan atau karir yang bersifat pelayanan bantuan keahlian dengan tingkat ketepatan yang tinggi untuk kebahagiaan pengguna berdasarkan norma-norma yang berlaku (Dirjen Dikti Depdiknas, 2004: 5). 3. Kekuatan dan eksistensi profesi muncul sebagai akibat interaksi timbal balik antara kinerja tenaga professional dengan kepercayaan publik (public trust). (more…)

KECERDASAN INTERPERSONAL 31/10/2010

Posted by ebekunt in Psikologi.
Tags:
add a comment

Oleh : Kuntjojo

1. Pengertian Kecerdasan Interpersonal

Menurut Lwin et al (2008: 197), kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak.

Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas untuk memahami maksud, motivasi, dan keinginan orang lain (Prasetyo dan Andriani, 2009: 74).  Kecerdasan interpersonal, menurut Safaria (2005: 23), merupakan kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menang-menang atau saling menguntungkan (Safaria, 2005: 23).  Menurut Safaria (2005: 23) individu yang tingggi kecerdasan interpersonalnya akan mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang lain, berempati secara baik, mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang lain, dapat dengan cepat memahami temperamen, sifat, suasana hati, motif orang lain. (more…)

FILSAFAT ILMU 30/08/2010

Posted by ebekunt in Filsafat Ilmu.
add a comment

(Diringkas dari buku Philosophy of Science Karangan John Bird)

Oleh: Kuntjojo

PENDAHULUAN

Ada beberapa pertanyaan mendasar beerkenaan dengan pembahasan ilmu secara filosofis. Pertanyaan-pertanyaan dimaksud antara lain: a. Apakah yang dimaksud dengan ilmu? b. Ilmu tentang apa? Apakah yang dimaksud dengan teori ilmiah? Bagaimana kita mengetahui bahwa suatu teori benar?

Apakah yang Dimaksud dengan Ilmu ?

Apakah yang membedakan ilmu (pengetahuan ilmiah) dengan non-ilmu atau ilmu semu (pseudo science)?  Menurut William R. Overton, ilmu memiliki teori ilmiah dengan karakteristik: 1)  sesuai dengan hukum alam,  2)   penjelasannya dengan acuan hukum alam,  3)  dapat diuji di dunia pengalaman, 4)     kesimpulannya bersifat tentatif, dan   5)  dapat diverifikasi. (more…)

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI 27/07/2010

Posted by ebekunt in Pendidikan.
add a comment

 

Oleh : KUNTJOJO

A. Hakikat Anak Usia Dini

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. (more…)

KONSEP-KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 30/06/2010

Posted by ebekunt in Uncategorized.
add a comment

Oleh :

Kuntjojo

    Pengertian dan Karakteristik Anak Usia Dini

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. (more…)

RETARDASI MENTAL 30/03/2010

Posted by ebekunt in Psikologi.
add a comment

Oleh: Kuntjojo

A. Pengertian Retardasi Mental

Retardasi mental adalah kelainan ataua kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental (W.F. Maramis, 2005: 386).

Pada Wikipedia (The Free Encyclopedia, 2010), dinyatakan: Mental retardation (MR) is a generalized disorder, characterized by significantly impaired cognitive functioning and deficits in two or more adaptive behaviors with onset before the age of 18. It has historically been defined as an Intelligence Quotient score under 70. The term “mental retardation” is a diagnostic term denoting the group of disconnected categories of mental functioning such as “idiot”, “imbecile”, and “moron” derived from early IQ tests, which acquired pejorative connotations in popular discourse. (more…)

PENTINGNYA BONDING DAN ATTACHMENT DALAM PERKEMBANGAN BAYI 28/02/2010

Posted by ebekunt in Psikologi.
add a comment

Oleh : Kuntjojo

Bayi yang baru lahir yang menunjukkan serba tidak berdaya. Namun dibalik ketidak berdayaannya tersebut pada dirinya terdapat berbagai potensi yang siap berkembanga. Bayi akan berkembang dengan baik dan berbagai potensi yang dimilikidapat berubah menjadi kemampuan nyata bila dirinya mendapatkan stimuli dari lingkungannya, terutama lingkungan sosial.

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi bayi. Dari lingkungan inilah bayi belajar membentuk pola hubungan dengan orang lain. Faktor yang sangat diperlukan oleh bayi dalam mengembangkan kemampuan tersebut bonding dan attachment. Bila faktor tersebut ternyata tidak atau kurang terpenuhi, menurut Bruce D. Perry (2001: 8) dapat menimbulkan masalah bagi bayi yaitu : (1) developmental delays, (2) eating, (3) soothing behavior,( 4) emotional function, (5) in-appropriate modeling, dan (6) aggression.

Bruce D. Perry (2001 : 3) menyatakan bahwa Bonding merupakan hubungan antara seseorang dengan orang yang lain dan melalui bonding terbentuklah attachment (ikatan kasih sayang). Sedangkan Jeff dan Cindi (2006) memandang bonding sebagai hubungan yang istimewa antara bayi dengan ibunya. Selengpanya dia menyatakan Bonding is that beautiful act of a baby and a parent totally falling in love with each other. Not only is bonding enjoyable, but it is essential for your baby’s psychological well being. A loving environment produces confidence, trust, and relational skills in your baby. The lack of bonding can cause serious psychological problems for your child in the future”

Bonding, menurut Jeff dan Cindi, merupakan kebutuhan esensial bagi bayi. Dengan bonding, bayi belajar mengembangkan rasa percaya diri keterampilan dalam hubungan sosial. Bonding dapat dapat diwujudkan dalam bentuk kontak dini antara ibu dan bayi sesaat setelah bayi dilahirkan, sentuhan, kontak mata, suara, kehangatan tubuh, aroma, dst.

Berkenaan dengan attachment, Bruce D. Perry (2001 : 2) menyatakan “attachment refers to a special bond characterized by the unique qualities of the special bond that forms in maternal-infant or primary caregiver-infant relationships.” Menurut Perry, attachment merupakan suatu hubungan antar manusia (bond) yang ditandai oleh sifat-sifat yang specifik dalam hubungan bayi dan ibunya atau bayi dan pengasuhnya. Selanjutnya Perry (2001: 2) menegaskan bahwa attachment terbentuk melalui bonding dalam dalam attachment bond terdapat elemen-element sebagai berikut.

  1. an attachment bond is an enduring emotional relationships with specific person;
  2. the relationship brings safety, comfort, soothing and pleasure;
  3. loss or threat of loss of person evokes intense distress.

Referensi

Perry, Bruce D. (2001) Bonding Attachment in Maltreated Children : Consequences of Emotional Neglect in Childhood. Booklet

PSIKOLOGI INDIVIDUAL 29/01/2010

Posted by ebekunt in Psikologi.
add a comment

Oleh : Kuntjojo

A. Alfred Adler sebagai Pendiri Psikologi Individual

Alfred Adler dilahirkan di Wina pada tanggal 7 Februari 1870 sebagai anak ketiga. Ayahnya adalah seorang pengusaha. Sewaktu kecil Adler  merupakan anak yang sakit-sakitan. Ketika berusia 5 tahun dia nyaris tewas akibat pneumonia. Pengalaman tidak menyenangkan berkaitan dengan kesehatan inilah yang kemudian mendorong dirinya untuk menjadi dokter. Adler lulus sebagai dokter dari Universitas Wina tahun 1895.

Adler memulai karirnya sebagai seorang optalmologis, tetapi kemudian dirinya beralih pada praktik umum di daerah kelas bawah di Wina, sebuah tempat percampuran tempat bermain  dan sirkus sehingga banyak pasien-nya yang pekerjaannya sebagai pemain sirkus. Kekuatan dan kelemahan para pemain sirkus inilah yang mengilhami dia mengembangkan kosep tentang inferioritas dan kompensasi.

Dari praktik umum kedokteran, Adler selanjutnya beralih pada psikiatri, dan pada tahun 1907 dia bergabung dengan kelompok diskusi Freud. Kemampuan menonjol yang ada pada Adler menghantar dirinya menjadi ketua Masyarakat Psikoanalisis Wina (Vienesse Analitic Society) dan ko-editor dari terbitan organisasi ini.

Meskipun Adler oleh Freud dipercaya   untuk memimpin organisasi psikoana-lisis bukan berarti Adler selalu sependapat dengan Freud. Dia berani mengkritik pandangan-pandangan Freud. Perbedaan pandangan-pandangan  Adler dan Freud yang tidak bisa mencapai titik temu kemudian ditindak lanjuti dengan perdebatan antara pendukung kedua tokoh tersebut yang berakhir dengan keluarnya Adler bersama 9 orang pendukungnya dari organisasi psikoanalisis. Mereka kemudia mendirikan organisasi yang mereka beri nama The Society for Free Psychoanalysis pada tahun 1911 dan tahun berikutnya organisasi ini namanya berubah menjadi The Society for Individual Psychology (Boeree, 2005 : 149).

(more…)

PERANAN FAKTOR ENCODING DALAM KEBERHASILAN KOMUNIKASI 07/12/2009

Posted by ebekunt in Uncategorized.
Tags:
add a comment

Oleh: Kuntjojo

A. Pengertian dan Unsur-unsur Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa latin communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian untuk seseorang, tukar-menukar, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap,bertukar pikiran, berhubungan, berteman (Hardjana, 2003: 10).

Ensiklopedia Bebas dunia maya, Wikipedia (2009), mendefinisikan komunikasi sebagai berikut. Communication is commonly defined as “the imparting or interchange of thoughts, opinions, or information by speech, writing, or signs”. Although there is such a thing as one-way communication, communication can be perceived better as a two-way process in which there is an exchange and progression of thoughts, feelings or ideas (energy) towards a mutually accepted goal or direction (information). Komunikasi, menurut Wikipedia, adalah proses saling bertukar pikiran, opini, atau informasi secara lisan, tulisan, ataupun isyarat.  Komunikasi bisa   satu arah maupun dua arah.

Dari pendapat tentang pengertian komunikasi tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat berbagai unsure sebagai berikut:

1. Sumber ( source ) : Pihak yang berinisiatif atau berkebutuhan untuk berkomunikasi, individu, kelompok, organisasi, perusahaan, dll. Pihak sumber memiliki  gagasan  yang akan disampaikan kepada penerima. Gagasan diubah menjadi pesan melalui proses encoding, yaitu proses merubah gagasan menjadi simbol-simbol yang umum (kata, bahasa, tanda, gambar, dst.) sehingga dapat dipahami oleh penerima.

2. Pesan (message) : hal-hal yang bersifat verbal dan/ atau nonverbal yang mewakili perasaan, pikiran, keinginan atau maksud sumber tadi.

3. Saluran/Media (channel) : alat/ wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima.

4. Penerima (receiver) : Orang yang menerima pesan dari sumber. Penerima pesan ini menerjemahkan/ menafsirkan seperangkat simbol verbal dan/ atau non verbal yang ia erima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses demikian disebut decoding.

5. Efek (effect) : Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.

B. Proses Komunikasi

Proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Sumber (komunikator) bermaksud menyampaikan gagasan (informasi, saran, permintaan, dst.) yang ingin disampikan kepada penerima dengan maksud tertentu. Untuk itu dia menterjemahkan gagasan tersebut  menjadi simbol-simbol (proses encoding) yang selanjutnya disebut pesan (message). Pesan tersebut disampaikan melalui saluran (channel) tertentu misalnya dengan bertatap muka langsung, telepon, surat, dst. Setelah pesan sampai pada penerima, selanjutnya terjadi proses decoding, yaitu menafsirkan pesan tersebut. Setelah itu terjadilah respon pada penerima pesan. Respon tertuju pada pengirim pesan. Komunikasi sebagai proses dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

(more…)

Komunikasi Interpersonal 30/11/2009

Posted by ebekunt in Psikologi.
Tags:
add a comment

Oleh: Kuntjojo

A.    Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau komunikasi antar pribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima dapat menanggapi secara langsung pula (Hardjana, 2007: 84).

Berdasarkan definisi tersebut dapat diidentifikasi empat elemen dasar komunikasi interpersonal, yaitu: 1. pribadi-pribadi yang melakukan komunikasi yang berperan sekaligus sebagai pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver), 2. pesan atau materi apa yang disampaikan (message), 3.media yang dipergunakan  untuk menyampaikan pesan serta 4. tujuan pesan disampaikan atau efek apa yang diharapkan setelah pesan diterima (effect).

(more…)